Monday, March 9, 2020

Bagaimana Tubuh dalam Mempertahankan pH nya?

Pernahkah kalian berfikir kenapa tubuh kita tetap normal walau kita mengonsumsi sesuatu yang bersifat asam dan/atau sesuatu yang bersifat basa? Jika pernah, kira-kira apa yang menyebabkan tubuh kita tetap normal? Yaps, kalian benar, tubuh kita tetap normal walau kita mengonsumsi sesuatu yang bersifat asam dan/atau basa karena di dalam tubuh kita ada keseimbangan asam basa. Keseimbangan asam basa adalah kondisi dimana konsentrasi ion hidrogen (H+) yang diproduksi sama dengan konsentrasi  ion hidrogen (H+) yang dikeluarkan oleh sel. 

Pengaturan keseimbangan asam basa di dalam tubuh dilakukan melalui koordinasi 3 sistem, yaitu sistem penyangga, sistem paru, dan sistem ginjal.

Sistem Penyangga

Ada empat sistem penyangga yang ada di dalam tubuh kita yaitu penyangga bikarbonat, penyangga protein, penyangga hemoglobin, dan penyangga fosfat. Dalam blog ini penulis hanya akan membahas penyangga bikarbonat dan penyangga fosfat.

  • Penyangga bikarbonat

Penyangga bikarbonat adalah sistem penyangga yang bekerja di ekstra sel dan penyangga ini terdiri atas larutan air yang mengandung dua zat yaitu asam karbonat (asam lemah) dan ion bikarbonat (basa konjugatnya). Asam karbonat di dalam tubuh terbentuk melalui reaksi di bawah ini:

CO2(g)  + H2O(l)    H2CO3(aq)   H+(aq) + HCO3(aq)  Persamaan 1

Ketika tubuh menerima sesuatu yang bersifat asam sebagai contoh asam cuka (CH3COOH).  Ion H+ yang dilepaskan oleh asam cuka akan bereaksi dengan HCO3

H+ (aq) + HCO3(aq)  H2CO3(aq) 

Sehingga jumlah H2COsemakin banyak.  

CO2(g)  + H2O(l)    H2CO3(aq)  Lihat persamaan (1)

Ketika jumlah H2CO3 semakin banyak maka untuk kesetimbangan akan bergeser kearah kiri sehingga jumlah CO2 dan H2O semakin banyak. 

Hal ini juga berlaku sebaliknya ketika tubuh menerima sesuatu yang bersifat basa sebagai contoh NaOH (basa kuat). Ion OH yang dilepaskan oleh NaOH akan bereaksi dengan H2CO3

OH- (aq) + H2CO3­(aq)  HCO3-(aq) + H2O(l)

Dari reksi di atas kita dapat lihat produk yang terbentuk adalah HCO3-(basa konjugasi dari asam lemah (H2CO3) sehingga HCO3- bersifat basa lemah juga). Yang awalnya ditambahkan basa kuat NaOH berubah menjadi basa lemah HCO3-

  •  Penyangga fosfat

Penyangga fosfat adalah sistem penyangga yang bekerja di intra sel dan penyangga ini terdiri dari ion dihidrogen fosfat (asam lemah) dan ion monohidrogen fosfat (basa konjugatnya). Jika tubuh menerima sesuatu yang bersifat asam sebagai contoh HCl (asam kuat). Ion H+ yang dilepaskan oleh HCl akan bereaksi dengan ion monohidrogen fosfat (HPO42-)

H+ (aq) + HPO42-­(aq)  H2PO4-(aq) 

Dari reksi di atas kita dapat lihat produk yang terbentuk adalah H2PO4-(asam lemah) , dimana yang awalnya ditambahkan asam kuat HCl berubah menjadi asam lemah  H2PO4-.

Dan sebaliknya ketika tubuh menerima sesuatu yang bersifat basa sebagai contoh NaOH (basa kuat). Ion OH yang dilepaskan oleh NaOH akan bereaksi dengan HPO42-­

OH- (aq) + H2PO4 (aq)  HPO4aq) + H2O(l)

Dari reksi di atas kita dapat lihat produk yang terbentuk adalah HPO42-(basa konjugasi dari asam lemah (H2PO4-) sehingga HCO3- bersifat basa lemah juga). Yang awalnya ditambahkan basa kuat NaOH berubah menjadi basa lemah HPO42-

Sistem Paru

Ketika sistem penyangga tidak dapat berfungsi untuk mempertahankan pH, maka tubuh akan mengunakan mekanisme pernapasan.  Ada dua mekanisme pernapasan yaitu hiperventilasi dan ventilasi. Hiperventilasi merupakan kondisi bernapas lebih cepat dari biasanyasehingga kadar oksigen yang dihirup sedikit. Sebaliknya, kadar karbon dioksida yang dihembuskan justru lebih banyak sehingga kadar di dalam tubuh menurun. Mekanisme hiperventilasi akan berlangsung jika sistem penyangga tidak mampu mentoleransi asam yang masuk ke dalam tubuh. 

Sistem Ginjal

Ginjal menjaga keseimbangan pH darah dengann cara mengatur berapa banyak HCO3- yang diserap atau dilepaskan. Penyerapan HCO3- ini akan seimbang dengan pelepasan ion H+. Perubahan yang terjadi untuk menyeimbangkan asam-basa di dalam darah akan berlangsung dalam hitungan waktu bahkan hingga hari.

Maksudnya seperti apa? Sebagai contoh ketika pH di dalam darah naik maka penyerapan ion HCO3- akan menurun sehingga jumlah HCO3- yang ada di dalam darah bisa untuk menyeimbangkan kenaikan pH dikarenakan sifat HCO3- adalah basa lemah. Dan sebaliknya ketika pH di dalam darah turun, maka penyerapan HCO3di dalam darah oleh ginjal akan mengalami peningkatan, sehingga jumlah HCO3 di dalam darah akan berkurang, berkurangnya HCO3di dalam darah berbanding terbalik dengan bertambahnya ion H+. Bertambahnya ion H+ inilah yang dapat menyeimbangkan pH darah. 

 

 

No comments: