Pernahkah kalian berfikir kenapa tubuh kita tetap
normal walau kita mengonsumsi sesuatu yang bersifat asam dan/atau sesuatu yang
bersifat basa? Jika pernah, kira-kira apa yang menyebabkan tubuh kita tetap
normal? Yaps, kalian benar, tubuh kita tetap normal walau kita mengonsumsi
sesuatu yang bersifat asam dan/atau basa karena di dalam tubuh kita ada
keseimbangan asam basa. Keseimbangan asam basa adalah kondisi dimana konsentrasi
ion hidrogen (H+) yang diproduksi sama dengan konsentrasi ion
hidrogen (H+) yang dikeluarkan oleh sel.
Pengaturan keseimbangan asam basa di dalam tubuh
dilakukan melalui koordinasi 3 sistem, yaitu sistem penyangga, sistem paru, dan
sistem ginjal.
Sistem Penyangga
Ada empat sistem penyangga yang ada di dalam tubuh
kita yaitu penyangga bikarbonat, penyangga protein, penyangga hemoglobin, dan
penyangga fosfat. Dalam blog ini penulis hanya akan membahas penyangga
bikarbonat dan penyangga fosfat.
- Penyangga bikarbonat
Penyangga bikarbonat adalah sistem penyangga yang bekerja di ekstra sel dan penyangga ini terdiri atas larutan air yang mengandung dua zat yaitu asam karbonat (asam lemah) dan ion bikarbonat (basa konjugatnya). Asam karbonat di dalam tubuh terbentuk melalui reaksi di bawah ini:
CO2(g) + H2O(l) ⇋ H2CO3(aq) ⇋ H+(aq) + HCO3-(aq) Persamaan 1
Ketika tubuh menerima sesuatu yang bersifat asam sebagai contoh asam cuka (CH3COOH). Ion H+ yang dilepaskan oleh asam cuka akan bereaksi dengan HCO3-
H+ (aq) + HCO3-(aq) ⇋ H2CO3(aq)
Sehingga jumlah H2CO3 semakin banyak.
CO2(g) + H2O(l) ⇋ H2CO3(aq) Lihat persamaan (1)
Ketika jumlah H2CO3 semakin banyak maka untuk kesetimbangan akan bergeser kearah kiri sehingga jumlah CO2 dan H2O semakin banyak.
Hal ini juga berlaku sebaliknya ketika tubuh menerima sesuatu yang bersifat basa sebagai contoh NaOH (basa kuat). Ion OH– yang dilepaskan oleh NaOH akan bereaksi dengan H2CO3
OH- (aq) + H2CO3(aq) ⇋ HCO3-(aq) + H2O(l)
Dari reksi di atas kita dapat lihat produk yang terbentuk adalah HCO3-(basa konjugasi dari asam lemah (H2CO3) sehingga HCO3- bersifat basa lemah juga). Yang awalnya ditambahkan basa kuat NaOH berubah menjadi basa lemah HCO3-.
- Penyangga fosfat
Penyangga fosfat adalah sistem penyangga yang bekerja di intra sel dan penyangga ini terdiri dari ion dihidrogen fosfat (asam lemah) dan ion monohidrogen fosfat (basa konjugatnya). Jika tubuh menerima sesuatu yang bersifat asam sebagai contoh HCl (asam kuat). Ion H+ yang dilepaskan oleh HCl akan bereaksi dengan ion monohidrogen fosfat (HPO42-)
H+ (aq) + HPO42-(aq) ⇋ H2PO4-(aq)
Dari reksi di atas kita dapat lihat produk yang terbentuk adalah H2PO4-(asam lemah) , dimana yang awalnya ditambahkan asam kuat HCl berubah menjadi asam lemah H2PO4-.
Dan sebaliknya ketika tubuh menerima sesuatu yang bersifat basa sebagai contoh NaOH (basa kuat). Ion OH– yang dilepaskan oleh NaOH akan bereaksi dengan HPO42-
OH- (aq) + H2PO4- (aq) ⇋ HPO4-aq) + H2O(l)
Dari reksi di atas kita dapat lihat produk yang terbentuk adalah HPO42-(basa konjugasi dari asam lemah (H2PO4-) sehingga HCO3- bersifat basa lemah juga). Yang awalnya ditambahkan basa kuat NaOH berubah menjadi basa lemah HPO42-
Sistem Paru
Ketika sistem penyangga tidak dapat berfungsi untuk
mempertahankan pH, maka tubuh akan mengunakan mekanisme
pernapasan. Ada dua mekanisme pernapasan yaitu hiperventilasi dan
ventilasi. Hiperventilasi merupakan kondisi bernapas lebih cepat dari
biasanyasehingga kadar oksigen yang dihirup sedikit. Sebaliknya, kadar karbon
dioksida yang dihembuskan justru lebih banyak sehingga kadar di dalam tubuh
menurun. Mekanisme hiperventilasi akan berlangsung jika sistem penyangga tidak
mampu mentoleransi asam yang masuk ke dalam tubuh.
Sistem Ginjal
Ginjal menjaga keseimbangan pH darah dengann cara
mengatur berapa banyak HCO3- yang diserap atau
dilepaskan. Penyerapan HCO3- ini akan seimbang
dengan pelepasan ion H+. Perubahan yang terjadi untuk menyeimbangkan
asam-basa di dalam darah akan berlangsung dalam hitungan waktu bahkan hingga
hari.
Maksudnya seperti apa? Sebagai contoh ketika pH di
dalam darah naik maka penyerapan ion HCO3- akan
menurun sehingga jumlah HCO3- yang ada di dalam
darah bisa untuk menyeimbangkan kenaikan pH dikarenakan sifat HCO3- adalah
basa lemah. Dan sebaliknya ketika pH di dalam darah turun, maka penyerapan HCO3- di
dalam darah oleh ginjal akan mengalami peningkatan, sehingga jumlah HCO3- di
dalam darah akan berkurang, berkurangnya HCO3- di
dalam darah berbanding terbalik dengan bertambahnya ion H+.
Bertambahnya ion H+ inilah yang dapat menyeimbangkan pH darah.
No comments:
Post a Comment