Saturday, March 28, 2020

Pereaksi Pembatas dan Hasil Reaksi (Limiting Reagents and Reaction Yield)


Pereaksi Pembatas (Limiting Reagents)

Ketika seorang kimiawan melakukan reaksi kimia, pada umumnya reaktan tidak dalam jumlah stoikiometri (stoichiometric amount) yang tepat.  Seringkali suatu reaktan dimasukkan dalam jumlah berlebih untuk menjamin bahwa produk dapat terbentuk. Konsekuensinya, beberapa reaktan akan tersisa pada akhir reaksi. Reaktan yang pertama kali habis digunakan pada reaksi kimia disebut pereaksi pembatas (limiting reagent). Sementara reaktan yang jumlahnya melebihi dari yang dibutuhkan disebut pereaksi berlebih (excess reagent).

Untuk lebih memahami pereaksi pembatas dan pereaksi berlebih akan saya analogikan seperti ini. Ada perlombaan dansa antar kelas di SMA PJ2. Kelas X IPA terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Karena lombanya harus berpasangan siswa laki-laki dengan perempuan, maka kelas X IPA hanya bisa mengirimkan 10 pasang. Jadi jumlah siswa laki-laki membatasi jumlah siswa perempuan yang dapat mengikuti lomba dansa. Dari analogi di atas dapat diambil kesimpulan siswa laki-laki sebagai pereaksi pembatas dan siswa perempuan sebagai pereaksi berlebih.

Perhatikan pembentukan gas nitrogen dioksida (NO2) dari gas nitrogen monoksida (NO) dan gas oksigen (O2)

Preaksi -->  produk

NO(g) + O2(g) --> NO2(g)   (belum setara)

2NO(g) + O2(g) -->  2NO2(g)   (sudah setara)

Jika dalam reaksi tersebut digunakan 6 mol NO dan 5 mol O2. Untuk mengetahui mana yang akan menjadi pereaksi pembatas dan mana yang akan menjadi pereaksi berlebih yaitu dengan membadingkan jumlah  pereaksi yang digunakan, tetapi sebelum dibandingkan masing-masing mol pereaksi di bagi dengan koefisienya masing-masing.

Mol NO     :    mol O2 

Koef NO         Koef O2

   6 mol     :    5 mol     

      2                   1

3 mol        :     5 mol

Dari perbandingan di atas kita tahu bahwa mol NO yang ada direaksi lebih sedikit dibandingkan mol O2, maka NO akan menjadi pereksi pembatas dan O2 akan menjadi peeaksi berlebih.

Contoh soal

Urea [(NH2)2CO] dapat dibuat dengan mereaksikan gas amonia (NH3) dan gas karbondioksida (CO2) dengan menghasilkan air juga pada reaksi tersebut. Pada sutau proses, 136 g NH3 bereaksi dengan 138 g CO2 (Ar N = 14, C = 12, O =16, dan H =1)

a. Reaktan manakah yang merupakan pereaksi pembatas

b. Hitunglah massa urea yang dihasilkan

c. Berapa bayak pereaksi berlebih (dalam gram) yang tersisa pada akhir reaksi.

Pembahasan

Tuliskan persamaan reaksinya

NH3(g) + CO2(g) -->  (NH2)2CO(aq) + H2O (l)

Setarakan reaksinya 

2NH3(g) + CO2(g) --> (NH2)2CO(aq) + H2O (l)

a. Menentukan pereaksi pembatas

Mengkonversi semua pereaksi ke dalam satuan mol (lupa materinya klik DISINI)

136 g NH3 = ...... mol ?

138 g CO2 = .......mol?

Mol NH3 = massa NH3/massa molar NH3

                = 136g / 17g/mol

                = 8 mol 

Mol CO2  = massa CO2/massa molar CO2

                = 138g / 46g/mol

                 = 3 mol

Membandingkan mol pereaksi

mol NH3     :    mol CO2 

koef NH3         koef CO2

   8 mol       :    3 mol     

      2                   1

4 mol          :     3 mol

Mol CO2 lebih sedikit dibandingkan mol NH3 maka yang akan menjadi pereaksi pembatas adalah COdan NH3 sebagai pereaksi berlebih.

b. Menghitung massa urea yang terbentuk

Menghitung mol urea yang dihasilkan


Dari bagan di atas di dapatkan mol (NH2)2CO pada sisa sebanyak 3 mol, makan mol (NH2)2CO yang terbentuk adalah 3 mol.

Konversi mol ke massa 

3 mol urea = ....... gram ?

Massa urea = mol (NH2)2CO x massa molar (NH2)2CO

                    = 3 mol x 60 g/mol

                      = 180 g 

Sehingga massa urea yang terbentuk adalah 180 gram

c. Berapa bayak pereaksi berlebih (dalam gram) yang tersisa pada akhir reaksi.

Pada pembahasan a, di dapatkan NH3 sebagai pereaksi berlebih. Dari bagan di atas di dapatkan mol NH3 pada sisa sebanyak 2 mol

2 mol NH = ....... gram ?

Massa NH = mol NHx massa molar NH3

                      = 2 mol x 17 g/mol

                      = 34 g

Sehingga massa NH3 sebagai pereaksi berlebih yang sisa adalah adalah 34 gram.

Hasil Reaksi (Reaction Yield)

Hasil reaksi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu reaksi. Hasil reaksi ini ada dua yaitu hasil teroritis (theoritical yield) dan hasil sebenarnya (actual yield). Hasil terorits adalah hasil maksimum yang dapat terbentuk, seperti yang diprediksikan dari persamaan rekasi setara atau perhitungan. Sementara hasil sebenarnya adalah jumlah produk yang sebenarnya terbentuk. Pada umumnya hasil sebenarnya dan hasil teoritis tidaklah sama, dimana hasil sebenarnya lebih kecil dari hasil teoritis. Kenapa hal tersebut dapat terjadi? Ada beberapa faktor yaitu 1) jika reaksi tersebut bersifat reversibel (dapat balik) kemungkinan produk yang sudah terbentuk kembali lagi menjadi reaktan, 2) beberapa reaksi kimia bersifat komples, artinya kemungkinan produk yang terbentuk dapat bereaksi dengan produk lainya, atau produk tersebut dapat bereaksi dengan reaktan yang tersisa menghasilkan produk baru yang lain.untuk menentukan efesiensi dari suatu reaksi, 3) perubahan suhu dan tekanan, dll. 

kimiawan seringkali menggunakan persen hasil (percen yield) yang dapat dijabarkan sebagai perbandingan antara hasil sebenarnya dengan hasil teoritis sebagai berikut.

Contoh soal

Titanium adalah logam yang kuat dan tahan terhadap korosi. Logam ini sering digunakan dalam pembuatan roket, pesawat, mesin jet, dan rangka sepeda. Logam ini diperoleh dari reaksi antara larutan titanium(IV) klorida dengan magnesium cair dengan hasil sampingan larutan magnesium klorida. Dalam suatu operasi industri 570 g TiCl4 direaksikan dengan 96 g Mg. (Mr TiCl4 = 190, MgCl2 = 95, dan Ar Mg = 24, Ti = 49)

a. Hitunglah hasil teoritis dari Ti dalam gram

b. Hitunglah persen hasil jika ternyata didapatkan 79 g Ti.

Pembahasan

a. Hitunglah hasil teoritis dari Ti dalam gram

Tuliskan persamaan reaksinya

TiCl4(aq) + Mg(l) --> Ti(s) + MgCl2(aq)

Setarakan reaksinya 

TiCl4(aq) + 2Mg(l) --> Ti(s) + 2MgCl2(aq)

Menentukan pereaksi pembatas

Mengkonversi semua pereaksi ke dalam satuan mol.

570 g TiCl4 = ...... mol ?

96 g Mg = .......mol?

Mol TiCl4 = massa TiCl4/massa molar TiCl4

                  = 570 g / 190 g/mo

                = 3 mol 

Mol Mg    = massa Mg/massa molar Mg

                  = 96 g / 24 g/mol

                = 4 mol

Membadingkan mol pereaksi

mol TiCl4    :    mol Mg

koef TiCl4        koef Mg

   3 mol       :    4 mol     

      1                   2

3 mol          :     2 mol

Mol Mg lebih sedikit dibandingkan mol TiCl4 maka yang akan menjadi pereaksi pembatas adalah TiCl4. 

TiCl4

+

2 Mg

-->

Ti

+

2 MgCl2

Mula-mula

3 mol

4 mol

0 mol

0 mol

Reaksi

2 mol

4 mol

2 mol

2 mol

Sisa

1 mol

-

2 mol

2 mol

Dari bagan di atas di dapatkan mol Ti pada sisa sebanyak 2 mol, makan mol Ti yang terbentuk adalah 2 mol.

Konversi mol ke massa (lupa materinya klik DISINI)

2 mol Ti = ....... gram ?

Massa Ti  = mol Ti x massa molar Ti

                 = 2 mol x 49 g/mol

                 = 98 g 

Sehingga massa titanium yang terbentuk adalah 98 gram

b. Hitunglah persen hasil jika ternyata didapatkan 79 g Ti.

Massa teoritis Ti = 98 gram dan massa sebenarnya Ti = 79 gram

% hasil = (massa sebenarnya / massa teoritis) x 100%

             = (79 gram / 98 gram) x 100%

             = 0,8061 x 100%

             = 80,61%

Persen hasil yang diperoleh 80,61%

 

No comments: